| Minggu, 15 Januari 2012

IPS: Cara-Cara Menghadapi Bencana Alam

A. Antisipasi Bencana Alam
Tahun 2008 ibarat tahun bencana bagi bangsa Indonesia. Banjir, tanah longsor,
gempa bumi, gunung meletus, dan angin topan puting beliung menerjang berbagai
daerah secara bergantian. Bencana alam tersebut meninggalkan kepedihan yang
mendalam. Kita semua perlu menyadari bahwa alam Indonesia rawan terhadap
bencana alam. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan langkah-langkah antisipatif.
Langkah ini disesuaikan dengan karakter bencana.
1. Mengantisipasi Ancaman Gempa Bumi

Gempa bumi adalah gerakan kulit bumi yang terjadi secara mendadak.
Dampak gerakan itu bisa menyebabkan kerusakan yang parah. Bangunan yang
ada di atasnya bisa hancur dan menelan korban jiwa. Lihatlah kerusakan akibat
gempa di Klaten tahun 2006 di samping. Terjadinya bencana gempa bumi
secara beruntun harus menyadarkan kita semua. Bumi yang kita tempati bisa
bergerak dan menimbulkan kerusakan serta mengancam keselamatan jiwa
kita. Apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi?
Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah. Kamu harus
mengetahuinya:
a. Pemerintah telah membuat peta rawan bencana gempa bumi.
Apabila kamu berada di daerah rawan gempa maka kamu harus
mempelajarinya.
b. Pemerintah mengadakan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan tentang
bencana alam. Hal ini penting untuk menyiapkan kewaspadaan masyarakat di daerah rawan bencana.
c. Pemerintah telah membuat sebuah lembaga yang khusus menangani
bencana. Lembaga tersebut adalah Badan Koordinasi Penanggulangan
Bencana Alam. Informasi tentang bencana bisa didapatkan dari
lembaga ini.
d. Pemerintah telah membuat posko, membangun beragam fasilitas, dan
menyiapkan sukarelawan. Masyarakat harus mengetahuinya secara pasti
letak dan fungsinya.
Untuk mengantisipasi bencana gempa ada beberapa langkah yang harus
diketahui dan dilakukan masyarakat:
a. Membuat rumah atau bangunan yang sesuai dengan standar. Bangunan
harus dibuat tahan terhadap getaran atau tahan gempa.
b. Mengikuti penyuluhan tentang bencana alam yang diadakan pemerintah
atau lembaga terkait. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran kita.
c. Mempersiapkan anggota keluarga untuk menghadapi keadaan darurat.
Caranya dengan mencoba beberapa cara penyelamatan. Siapkan perbekalan
pengungsian, kenali tanda-tanda peristiwa, patuhi setiap ketentuan
saat terjadi gempa, dan pastikan keberadaan anggota keluarga.
d. Membentuk kelompok-kelompok siaga di masyarakat. Antarkelompok
harus selalu terjalin komunikasi.
2. Mengantisipasi Ancaman Tsunami

Tsunami adalah gelombang laut pasang yang disebabkan adanya gempa
di dasar laut. Tinggi gelombang tsunami bisa mencapai sepuluh meter. Dampak
yang ditimbulkannya sungguh dahsyat. Kota pun hancur berantakan.
Peristiwa tsunami Aceh tersebut menggugah kesadaran kita. Laut yang
kelihatan tenang dan aman untuk wisata ternyata menyimpan bencana.
Mari kita kenali tanda-tandanya. Saat terjadi gempa di dasar samudra
tiba-tiba air laut di pantai menjadi surut. Apabila kamu melihat hal itu
bersegeralah mencari tempat yang tinggi. Bisa jadi itulah awal mula akan
datangnya gelombang tsunami.
Berikut langkah yang ditempuh pemerintah untuk menghadapi tsunami:
a. Pemerintah telah membangun Taman
Edukasi Tsunami di Aceh pada tahun 2008. Di dalam taman edukasi
ini terdapat simulator tsunami yang akan mendemonstrasikan tahapan
terjadinya tsunami.
b. Pemerintah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat di pesisir pantai.
Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
bahaya tsunami.
c. Pemerintah membangun tembok penahan gelombang tsunami. Pemerintah
juga menggalakkan penanaman mangrove untuk menjaga air pasang.
d. Pemerintah membangun tempat-tempat evakuasi, lengkap dengan sarana
dan prasarananya. Hal ini penting diketahui masyarakat agar bisa
digunakan secara maksimal.
Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan diterapkan masyarakat.
a. Masyarakat harus menghafalkan karakteristik gempa yang potensial
menyebabkan tsunami. Gempa besar yang berpusat di dasar laut bisa
menimbulkan suara gemuruh berkepanjangan.
b. Meningkatkan kewaspadaan saat berwisata di kawasan pantai.
c. Mengetahui secara pasti langkah darurat dan tempat-tempat evakuasi.
d. Masyarakat pantai harus turut menjaga kelestarian tanaman mangrove.
3. Mengantisipasi Ancaman Gunung Berapi

Indonesia kaya dengan gunung api. Kita dengan mudah bisa menemukan
gunung api di berbagai wilayah. Meletusnya sebuah gunung sebetulnya
hal yang biasa terjadi. Namun, dampak letusannya tetap membahayakan
masyarakat di sekitar gunung berapi. Kita harus mewaspadainya.
Ancaman letusan gunung berapi ada beragam. Awan panas yaitu campuran
material letusan antara gas dan bebatuan. Suhunya antara 300–700°C
dengan kecepatan lumpurnya di atas 70 km/jam. Lontaran material pijar yang
terjadi ketika letusan berlangsung. Luncuran pijar ini mampu membakar apa
pun yang dilaluinya. Hujan abu terjadi ketika gunung api meletus. Abu yang diterbangkan angin membahayakan pernapasan, mata, pencemaran air tanah, dan merusak tumbuh-tumbuhan. Lava merupakan magma yang mencapai permukaan
dalam bentuk cairan kental. Suhunya mencapai 700–1.200°C. Apabila lava
mendingin akan menjadi batuan beku.
Gas racun yang keluar bisa menyebabkan kematian. Gas ini tidak
selalu berasal dari letusan gunung api. Gas ini dapat keluar melalui rekahanrekahan
yang terdapat di daerah gunung api. Kita pernah mengalaminya
saat kawah Sinila di Pegunungan Dieng mengeluarkan gas beracun. Ratusan
penduduk di kawasan Dieng tewas. Gunung meletus juga bisa menyebabkan
tsunami. Hal ini terjadi pada gunung berapi yang terdapat di laut
seperti letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Untuk menghadapi bencana gunung berapi, pemerintah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemerintah selalu memantau aktivitas gunung berapi. Gambar di
samping merupakan kawah Gunung Merapi yang dipotret dari udara. Di
setiap gunung berapi terdapat stasiun pengamatan atau gardu
pandang. Fungsinya untuk mengantisipasi bahaya yang akan muncul.
b. Pemerintah memetakan kawasan bahaya gunung berapi. Pemetaan
dilakukan terhadap jalur-jalur awan panas dan permukiman penduduk.
Dengan begitu akan mempermudah evakuasi saat terjadi letusan gunung
berapi.
c. Pemerintah melakukan sosialisasi dalam bentuk pameran atau penyuluhan.
Lembaga terkait juga berkoordinasi dengan pemerintah
daerah yang terkait untuk menyiapkan antisipasi. Penyuluhan
juga dilakukan terhadap penduduk di sekitar gunung berapi.
d. Pemerintah membangun sabo, barak pengungsian, jalur evakuasi, dan
memberdayakan penduduk sekitar.
Ada beberapa langkah yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh
masyarakat:
a. Masyarakat di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara pasti
tempat dan jalur evakuasi. Tempat penampungan atau barak beserta
jalur evakuasi harus dirawat dan dalam kondisi siap pakai. Hal ini
penting agar saat gunung meletus tidak terjadi kepanikan.
b. Masyarakat harus mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung
berapi. Misalnya turunnya binatang dari puncak atau menyengatnya
bau belerang.
c. Masyarakat harus mematuhi pengumuman dari instansi berwenang.
Misalnya dalam penetapan status gunung berapi. Tahap-tahap status
gunung yang akan meletus selalu diumumkan pemerintah. Harapannya
masyarakat sadar dan menyiapkan langkah-langkah pengamanan.
4. Mengantisipasi Ancaman Tanah Longsor

Tanah longsor adalah gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah
gunung. Dampaknya sungguh luar biasa. Bayangkan apabila tanah di lereng itu
melorot ke bawah! Bangunan dan permukiman penduduk akan tertimbun.
Sarana transportasi, air minum, dan beragam fasilitas sosial akan rusak.
Tanah di lereng gunung bisa longsor karena adanya peningkatan kandungan
air di perut gunung. Penyebab lain adalah pembangunan permukiman di
lereng gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini menyebabkan lereng tidak
memiliki penahan atau penyangga. Seiring meningkatnya curah hujan,
beberapa daerah potensial terjadi tanah longsor. Ada beberapa langkah yang
ditempuh oleh pemerintah:
a. Pemerintah telah memetakan gunung atau bukit yang rawan
longsor. Warga di sekitarnya harus mengetahuinya.
b. Pemerintah membuat peraturan yang melarang pembangunan permukiman
tanpa memedulikan keselamatan lingkungan. Hal ini
terutama dilakukan di kawasan yang rentan tanah longsor.
c. Pemerintah menggalakkan penghijauan untuk mengantisipasi
bencana tanah longsor.
d. Pemerintah telah membangun beragam prasarana pengaman
seperti tanggul, drainase, dan memindahkan penduduk yang berada
di kawasan rawan longsor.
Masyarakat harus aktif menyelamatkan lingkungan. Ada beberapa langkah
yang harus dilakukan masyarakat.
a. Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan
membuat terasering, menghijaukan bukit, dan memelihara saluran
drainase.
b. Masyarakat harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan
di perbukitan. Pembangunan rumah akan menyebabkan
bukit kelebihan beban.
c. Masyarakat harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit.
Penambangan akan berakibat fatal bagi masyarakat umum.
5. Mengantisipasi Ancaman Bencana Banjir

Setiap musim hujan Indonesia dilanda bencana banjir. Banjir adalah
keadaan saat suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar.
Bahkan pada awal tahun 2008 di Indonesia terjadi banjir bandang. Banjir
ini disebabkan tersumbatnya sungai atau akibat penggundulan hutan.
Dampak banjir sungguh luar biasa. Bayangkan apabila kota seperti Jakarta,
Semarang, Surabaya, dan Surakarta terendam air selama berhari-hari!
Dampak terparah terjadi di daerah-daerah yang rendah. Seluruh aktivitas
kita akan terhenti dan terganggunya perekonomian kita.
Betapa penting kita menerapkan pola hidup bersih dan ramah dengan
lingkungan. Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir:
a. Pemerintah telah membuat peta daerah-daerah yang rawan bencana
banjir. Diharapkan masyarakat mengetahui dan memahaminya agar
waspada.
b. Pemerintah mengadakan sosialisasi tentang segala hal mengenai
bencana banjir. Dengan cara melalui penyuluhan, pelatihan penanggulangan,
atau menyebar selebaran.
c. Pemerintah menggalakkan program penghijauan di wilayah hulu atau
pegunungan. Hal ini untuk mengurangi terjadinya bencana banjir bandang.
d. Pemerintah telah menyiapkan posko bencana banjir sejak pusat hingga
tingkat RT/RW. Kekompakan seluruh warga juga memudahkan
penanganan apabila terjadi bencana.
Dampak bencana banjir bisa dikurangi apabila masyarakat aktif berperan
serta di dalamnya. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
masyarakat:
a. Membiasakan hidup bersih dan sehat. Buanglah sampah pada tempatnya.
Ingat, sungai bukan tempat sampah! Perilaku membuang sampah di sungai
harus dihentikan karena bisa menyebabkan banjir.
b. Tidak membangun rumah di bantaran sungai. Masyarakat justru harus
membersihkan sungai secara teratur.
c. Meletakkan dokumen penting secara benar. Sewaktu-waktu terjadi banjir
harus diselamatkan. Selain itu, kenali tanda-tanda terjadinya bencana
banjir.
6. Mengantisipasi Ancaman Bencana Angin Topan

Angin topan atau angin putting beliung terjadi di Indonesia pada tahun
2007/2008. Ciri khas angin ini adalah terjadinya pusaran angin secara
mendadak dengan kecepatan 120 km/jam atau lebih. Angin ini disebabkan
adanya perbedaan tekanan cuaca. Bentuk angin ini seperti cerobong
raksasa dengan daya hancur yang luar biasa. Dampak angin puting beliung bisa
merusakkan apa pun yang dilalui. Untuk mengantisipasi bencana angin puting
beliung, pemerintah melakukan hal-hal berikut:
a. Pemerintah secara berkala telah membuat prakiraan cuaca. Di
dalamnya diberitakan kemungkinan datangnya badai atau angin topan.
Ini penting untuk diketahui dan disadari masyarakat.
b. Pemerintah menggunakan satelit atau radar untuk memantau arah
angin. Hal ini selalu dilakukan untuk menjaga keselamatan penerbangan.
c. Pemerintah mengadakan penyuluhan dan pelatihan untuk mengurangi
dampak bencana angin topan atau puting beliung.
Bencana angin topan atau angin puting beliung memang mendadak.
Namun, masyarakat bisa mengantisipasinya agar dampak kerusakannya bisa
diperkecil. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat:
a. Membuat bangunan yang kuat dari sisi rancang bangun dan tahan
terhadap tiupan atau pusaran angin. Hal ini penting untuk diketahui
penduduk yang tinggal di jalur bertiupnya angin.
b. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang dalam
pembuatan rumah atau bangunan.
c. Menggalakkan penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin.

7. Mengantisipasi Ancaman Bencana Kebakaran Hutan


Indonesia kaya dengan hutan tropis. Hutan kita pun menyimpan kekayaan
flora dan fauna yang luar biasa. Hutan kita pun diakui sebagai paru-paru
dunia. Namun, kesalahan kita dalam mengelola hutan menyebabkan bencana
dan kerusakan lingkungan. Alam kita menjadi rusak parah.
Tumbuhan dan hewan langka kita musnah. Kayu yang berumur ratusan
tahun menjadi abu. Tanah longsor dan banjir bandang pun mengancam setiap
saat. Kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana kabut asap di
negara tetangga. Kebakaran hutan memang tidak hanya disebabkan ulah
manusia. Ada yang disebabkan perubahan iklim sebagai dampak El Nino. Namun, faktor manusia tampaknya tetap sebagai faktor utama rusaknya
hutan kita. Misalnya dalam kasus pelanggaran hak pengusahaan hutan
(illegal logging).
Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi
kebakaran hutan:
a. Pemerintah bekerja sama dengan PBB dan negara lain untuk mencegah
terjadinya kebakaran hutan. Penyelamatan hutan memang
menjadi agenda bersama negaranegara di dunia. Hal ini disebabkan
meningkatnya pemanasan global (global warming).
b. Pemerintah melarang dan menerapkan sanksi yang keras bagi pelaku
illegal logging. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat sadar terhadap
bahaya yang akan muncul.
c. Pemerintah melarang pembukaan hutan secara membabi buta tanpa
memerhatikan aspek kelestarian lingkungan.
d. Pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat
di sekitar hutan tentang pentingnya kelestarian hutan. Hal ini penting
mengingat penduduk di sekitar hutan sering membuka hutan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka biasa menerapkan ladang
berpindah untuk mata pencahariannya.
Upaya dan langkah pemerintah itu tidak akan bermanfaat apabila
masyarakat tidak menyadarinya. Langkah-langkah yang harus ditempuh
masyarakat sebagai berikut:
a. Menghentikan kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan ladang. Hal ini
penting karena saat membuka hutan biasanya penduduk membakar
ranting, daun, dan dahan yang bisa menyebabkan kebakaran.
b. Membiasakan hidup disiplin terutama saat berada di kawasan hutan.
Misalnya segera mematikan api atau puntung rokok untuk menghindari
kebakaran hutan.
c. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan. Hutan
tidak hanya milik kita, tetapi juga bagi anak cucu kita.
Itulah beberapa tindakan pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi
datangnya bencana alam. Manusia tetap merupakan pelaku utama dalam
penyelamatan lingkungan. Hal ini penting karena manusia pula yang terancam
keselamatan harta dan jiwanya.

1 komentar:

Anonim at: 1 Februari 2022 pukul 20.48 mengatakan...

LuckyClub Casino Site Review - Lucky Club
Lucky Club Online Casino There's no deposit required, but it's worth considering that all players luckyclub who sign up for an account with the site have a certain  Rating: 3 · ‎Review by LuckyClub

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 Blog Pelajar Blogger Template by Dzignine